oleh : Yuniar Christy
Sore itu, 27 Mei 2013
bertepatan dengan berlangsungnya pengumuman SNMPTN, sekolahku mengadakan gladi
resik untuk pelepasan siswa kelas XII. Aku gak ada feeling apapun mengenai
SNMPTN. Tapi, jauh di lubuk hati aku juga berharap bisa lolos SNMPTN dan
diterima di Psikologi UGM. Untuk SNMPTN aku mengambil 4 jurusan, yakni
Psikologi dan Sastra Inggris di UGM dan sisanya FKIP Bahasa Inggris dan Sastra
Inggris UNS. Sekitar jam 4 sore, saat sedang gladi resik tiba-tiba dari arah
belakang di deretan kelas IPS 3 ada yang bersorak heboh banget. Mereka
mengerubungi seseorang yang sedang memegang entah HP atau Tablet aku lupa.
Oh,
pengumuman SNMPTN sudah keluar rupanya. Karena kelasku di IPS 1 otomatis aku
duduk di barisan depan sendiri, aku menengok ke belakang dan ikut tersenyum
saat mengetahui kalau ada salah satu temanku yang lolos SNMPTN. Aneh, meskipun
aku juga penasaran dengan nasibku di SNMPTN, tapi aku gak deg-degan sama
sekali. Dan akhirnya karena kebetulan gladi resik telah selesai, para guru
memperbolehkan kami pulang. Siswa kelas XII langsung berhamburan menuju pintu
keluar gedung, tidak sabar ingin segera melihat pengumuman di rumah
masing-masing, tak terkecuali aku. Setelah mengantar salah seorang teman yang
dijemput orang tuanya di sekolah, aku langsung pulang ke rumah. Dalam
perjalanan aku terus-terusan berdoa kepada Tuhan. Aku ingat dalam salah satu
doaku, aku meminta agar Tuhan melapangkan dadaku untuk hasil apapun di SNMPTN
ini. Setelah sampai rumah, aku langsung masuk kamar, buka laptop plus masang
modem, dan membuka laman resmi pengumuman SNMPTN. Aku masih memakai seragam
putih abu-abu, napasku masih ngos-ngosan dan seingatku aku bahkan belum melepas
kaos kaki. Tak hentinya aku berdoa, apapun hasilnya aku akan menerima dengan
lapang dada. Hatiku mencelos saat itu juga saat laman SNMPTN terbuka dan yang
ku dapat hanyalah sebuah kalimat permohonan maaf dalam kotak merah. Ibuku yang
saat itu duduk di sampingku bilang gini, “loh yun? Kok gak lolos gimana? Kamu
sih ngambilnya ketinggian.” Yah memang, Psikologi UGM memang cukup tinggi
passing gradenya, apalagi saingannya yang bukan lagi dalam ratusan tapi ribuan!
Apakah saat itu aku menangis? Enggak sama sekali! Hal pertama yang langsung aku
lakukan setelah dinyatakan tidak lolos SNMPTN adalah mencari informasi
pendaftaran SBMPTN. Untunglah aku belum terlalu terlambat untuk mendaftar.
Alih-alih menggalau, menangis atau mengurung diri di kamar semalaman, aku
langsung move on ke SBMPTN. Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa aku saat itu
kecewa, tapi aku segera bangkit untuk berjuang mendapatkan PTN lewat jalur
kedua yakni SBMPTN. Saatnya masuk ke pertarungan yang sesungguhnya!
Keesokan harinya, aku
galau. Galau nentuin pilihan jurusan. Di sini, aku harus mikir matang-matang
supaya gak salah ambil jurusan lagi. Ada beberapa hal yang aku pertimbangin:
daya saing, daya tampung, prospek kerja masa depan, dan yang paling penting
yang sesuai dengan minat dan bakatku. Sekedar info saja, bagiku milih jurusan
di PTN itu SERIBU KALI lebih berat ketimbang saat aku milih jawaban pas UN.
Karena apa? Karena apa yang kita pilih itu, itulah yang akan kita pelajari
selama kurang lebih 4 tahun ke depan yang juga menentukan masa depan kita
nantinya. Berhari-hari tiap malam aku nangis di kamar minta hikmat dari Tuhan.
Dari kelas X aku pengin banget jadi guru bahasa inggris, tapi saat itu aku juga
mupeng banget belajar psikologi. Dua hal yang bener-bener bikin aku galau. Aku
gak les di bimbel. Jangankan les di bimbel, punya buku soal-soal SBMPTN plus
pembahasannya aja enggak! Puji Tuhan pihak sekolahku baik hati banget, mau
memberi kami para pejuang SBMPTN bimbel gratis di sekolah. Jadi aku cuma
ngandelin soal-soal dari sekolah dan beberapa download sendiri di internet,
itupun gak semuanya ada pembahasan. Aku merasa bahwa persiapanku buat SBMPTN
itu gak matang sama sekali. Aku sempat mikir kok kesannya aku gampangke? Hah…
tapi mau gimana lagi? Kayak gitu aja, aku udah kesusahan belajar. Tiap ngerjain
soal, aku langsung nyerah. Susah! Kalau udah gitu, lagi-lagi aku nangis.
Apalagi aku belum daftar, bebanku berat banget, belajar buat SBMPTN dan nentuin
pilihan jurusan. Pokoknya selama seminggu setelah pengumuman SNMPTN, hampir
tiap malam aku nangis. Tapi, aku sadar aku gak boleh kayak gini terus. Aku
harus bangkit! Aku harus semangat! Hari H semakin dekat!
Akhirnya, suatu malam
(aku lupa tanggal berapa) aku putusin untuk daftar. Sebelumnya, aku udah buat
plan. Plan A yaitu aku ambil jurusan yang sama yang aku ambil pas SNMPTN
kemarin tapi karena maksimal pilihan ada 3 jadi Sastra Inggris UNS aku coret
dari list. Plan B aku ambil Psikologi UNDIP dan FKIP Bahasa Inggris, kemudian
Plan C aku cuma ambil FKIP Bahasa Inggris. Tapi ternyata orang tuaku, terutama
ibuku, gak ngijinin aku ambil UNDIP karena terlalu jauh. Mereka nyaranin kalau
emang aku mau kuliah luar kota maksimal ke Jogja aja. Parahnya, saat aku udah
fix mau ambil Plan B ibuku malah nyuruh aku ambil UGM lagi. Nah loh, aku galau
lagi. Alhasil malemnya aku nangis di kamar. Saat-saat terakhir sebelum aku
mutusin daftar, ibuku nyaranin untuk ambil Sosiologi UNS karena peluang
kerjanya juga luas. Aku bener-bener galau saat itu. Di satu sisi, aku pengin
banget memperjuangkan impianku kuliah di UGM. Di sisi lain, aku punya cita-cita
untuk jadi guru bahasa inggris. Oke, daripada aku galau berkepanjangan aku
langsung buka web SBMPTN kepo-kepo daya tampung dan peminat tahun lalu
masing-masing jurusan impianku. Waduh! Psikologi UGM peminat tahun lalu banyak
banget! Pantesan pas SNMPTN kemarin aku tumbang begitu aja. Aku langsung
mutusin gak ambil Psikologi lagi. Kemudian FKIP Bahasa Inggris UNS, peminat
tahun lalu ada ribuan. Tapi karena emang udah cita-cita sejak kelas X aku
ngotot tetep ambil FKIP Bahasa Inggris sebagai pilihan pertama. UNDIP aku
tinggalin, dan sebagai pilihan kedua aku ambil Sosiologi UNS sebagai CADANGAN (kenapa kata cadangan
aku Bold + garis bawah? Kalian akan tahu jawabannya setelah selesai baca cerita
ini). Oke, fix! Dari 3 pilihan jurusan yang bisa diambil untuk SBMPTN aku cuma
ambil 2, FKIP Bahasa Inggris sama Sosiologi UNS.
Daftar, beres! Kartu
peserta udah beres juga. Keesokan harinya aku sama bapak ke bank Mandiri untuk
bayar biaya pendaftaran. Bukti udah di tangan. Wuuaah udah sedikit lega karena
saat itu bebanku tinggal satu yakni belajar! Aku tetep kesulitan dalam belajar.
Materi SBMPTN jauh lebih sulit daripada materi UN. Kalau boleh milih, aku milih
UN lagi daripada harus ikut SBMPTN. Oke, apakah aku mencari cadangan PTS saat
itu? Jawabannya tidak! Kenapa? Entahlah, aku punya mindset bahwa aku harus
perjuangin cita-citaku sebagai guru lagipula aku udah trauma nyabang ke UGM.
Jadi, aku putusin untuk fokus ke SBMPTN aja dan memperjuangkan cita-citaku
sebagai guru bahasa inggris.
Sehari sebelum
pelaksanaan ujian, aku dan mbak mentorku selama SMA, nengok ruang ujianku di
Fakultas Kedokteran UNS. Wah kok dari luar ruangannya biasa aja ya? Tapi siapa
sangka kalau di dalamnya ternyata WAH banget. Itu aku sadari setelah aku
mengikuti ujian esoknya. Setelah nengok ruang ujian, mbakku ngajak aku nengok
calon kampusku. Hore! Kampus ungu, I’m coming!! Puas liat-liat, mbakku kembali
ngajak aku jalan-jalan ke kampus Sosiologi. Yaudah deh aku nurut aja. Gitu-gitu
juga calon kampusku juga meski cuma cadangan. Aku akui, kampus Sosiologi lebih
keren dibanding kampus FKIP. Aku dan mbakku istirahat sebentar di sana sembari
ngobrol santai di lantai 2 kampus Sosiologi. Pas kami lagi asyik ngobrol,
tiba-tiba ada segerombol anak yang lagi kebingungan nyari ruang ujian. Mereka
tanya ke kami berdua, karena kami saat itu hanya ‘numpang’ duduk mbakku jawab
gini “wah gak tahu dek, aku bukan penghuni sini.” Dan segerombol anak itupun
pergi. Setelah sekiranya lelah kami hilang, kami putuskan untuk pulang
kebetulan mbakku juga harus balik ke kampusnya karna mau ngerjain tugas (mbakku
mahasiswi UNS jurusan Psikologi tapi kampusnya terpisah dari kampus UNS yang di
Kentingan). Sebelumnya dia nraktir aku jus di belakang UNS, hehehe sepertinya
ini tidak penting untuk diceritakan ^^v
Dan hari H pun tiba. Dengan
memakai kemeja coklat, celana jeans hitam panjang dan sepatu kets favorit aku
berangkat ke medan perang. Saking nervousnya, aku gak nafsu makan nasi.
Pagi-pagi sebelum berangkat, aku bakar roti, sebagian untuk bekal sebagian
untuk sarapan. Tak lupa aku juga membawa sebotol air mineral untuk jaga-jaga
kalau aku kehausan pas istirahat. Sepotong roti bakar untuk sarapan tidak
habis. Entahlah kenapa tiba-tiba pagi itu aku sama sekali gak nafsu untuk
memasukkan apapun ke dalam mulut. Alhasil aku berangkat ujian dengan kondisi
perut kosong. Akibatnya, kepalaku pusing gak karuan pas ngerjain TPA. Rasanya
pandanganku gelap waktu itu. Tapi untungnya aku masih bisa konsen ngerjain soal
TPA. Ujian SBMPTN di ruang ber-AC itu nyenengin. Tempatnya nyaman, sejuk, suasana
juga tentram banget hahaha Fakultas Kedokteran gitu~ pantesan bayarnya mahal,
ruang kuliahnya aja elite! Ini emang dasarnya aku yang ndeso atau gimana,
kalian tahu kursi khas kuliah itu kan? Yang jadi satu sama mejanya. Nah di
ruang ujianku kursinya juga gitu. Mejanya pendek banget, alhasil selama ujian
aku harus nunduk daaaaan leherku jadi sakit banget gara-gara itu. Wah aku
bener-bener tersiksa! Perut kosong, kepala pusing, leher sakit luar biasa plus
aku harus bisa ngerjain berpuluh-puluh soal dalam waktu yang terbatas, dan itu
selama dua hari! Yep! Selama dua hari ujian SBMPTN badanku ‘hancur’. Leherku
mati rasa. Setelah hari pertama aku jalanin, sesampainya di rumah aku langsung
beli Salonpas, meski gak mempan tapi mending daripada leherku gak aku obatin
sama sekali. Hari kedua puji Tuhan lebih lancar dari hari sebelumnya, tapi
badanku tetap dalam kondisi ‘hancur’ malah lebih parah. Hari itu ada 75 soal,
aku berhasil mengerjakan 12 soal Sejarah, 10 soal Ekonomi, 12 soal Geografi dan
14 soal Sosiologi. Akhirnya perang berhasil aku jalani meski aku pulang dengan
badan ‘hancur’… puji Tuhan.
Masih ada sekitar 3
minggu sebelum pengumuman hasil SBMPTN. Jika kebanyakan orang lain sibuk daftar
sana-sini, aku diam di rumah menghabiskan waktuku di depan laptop. Entah itu
untuk main game atau sekedar browsing internet dan mainan twitter + facebook.
Aku bener-bener gak punya niat nyari cadangan ke PTS atau ikut UM UGM.
Alasannya sudah cukup jelas kan? Aku trauma nyabang ke UGM pas SNMPTN kemarin.
Jadi berbekal iman yang cukup besar, aku yakin Tuhan akan meloloskanku di
SBMPTN ini. Aku yakin aku pasti bisa menggapai cita-citaku sebagai guru bahasa
inggris. Saking yakinnya, aku bahkan sampai membuat nazar jika aku lolos dan
diterima di FKIP Bahasa Inggris. Tapi sayang nazar itu gak bisa aku tepatin….
Pengumuman SBMPTN
diajukan tanggal 8 Juli jam 17.00 WIB. Hari senin pagi, aku bangun pagi dan hal
pertama yang aku ingat adalah “wah hari ini pengumuman” dan jantungku mulai
berdegup kencang. Begitu terus sepanjang hari. Demi mereda keteganganku aku
nyoba tidur siang, tapi gak bisa. Hatiku gak tenang. Akhirnya, untuk
mengalihkan perhatian aku nonton Super Show 4 in Osaka di laptop terus marathon
ke drama korea. Wah gak terasa udah jam
3 sore, aku tetep lanjut nonton drama
korea disertai dengan degupan jantung yang makin kencang. Jujur aku takut.
Takut gak lolos lebih tepatnya. Tapi aku terus ngeyakinin diriku sendiri bahwa
aku pasti lolos. Oh iya, tahu gak? Semenjak aku dinyatain gak lolos SNMPTN
sejak saat itu pula aku jadi maniak Pelangi. Aku punya keyakinan bahwa selalu
ada pelangi dibalik hujan. Begitu pula denganku, meski aku gak lolos SNMPTN aku
juga yakin bahwa Tuhan menyediakan pelangi yang sangat indah untukku dalam
wujud, aku lolos SBMPTN. Itulah yang aku yakini dan berhasil menjadi kekuatanku
selama hari-hari menunggu pengumuman hasil SBMPTN.
Jam 4 sore, sekarang
bukan lagi jantungku yang deg-degan tapi perutku juga mules. Dadaku juga sampai
terasa sesak saking aku deg-degan terus. Aku kesusahan bernapas di 30 menit
menjelang pengumuman. Aku lagi-lagi nyari kesibukan untuk ngalihin perhatian.
Kali ini aku milih main game. Tapi tetep gak mempan! Bukannya konsentrasi
terpusat pada game yang aku mainin, hatiku malah jadi semakin gak tenang. 3
menit sebelum jam 5 sore, aku putusin untuk ngecek. Eh kok modemku malah
gangguan, lama banget nyambung ke internetnya. Setelah berulang kali
nge-restart laptop akhirnya aku berhasil terhubung ke internet jam 5 lewat 10
menit. Aku buka laman resmi pengumuman SBMPTN dan walaaa~ aku diterima di
Sosiologi UNS! Uyeee~ eh sebentar! Apa? Sosiologi? Tapi cita-citaku kan jadi
guru bahasa inggris? Entah karena sedih atau gembira, saat itu aku langsung
nangis. Aku sendiri gak tahu, aku nangis karena sedih atau karena gembira. Yang
aku tahu aku cuma pengin nangis. Satu hal yang bikin lega, akhirnya aku dapet
PTN juga. Aku gak harus ambil UM. Aku gak harus pusing nyari PTS. Intinya aku sudah
sangat bersyukur bisa diterima di UNS. Sosiologi yang awalnya cuma jadi
cadangan, malah menjadi tempat aku menuntut ilmu nantinya. Sosiologi yang gak
pernah aku pikirin sebelumnya, Tuhan malah menempatkan aku di sini bukan di
jurusan yang aku idam-idamkan sejak kelas X. Ibuku yang saat itu juga melihat
aku menangis, nasihatin aku gini “gak usah nangis. Itu berarti Tuhan gak
ngijinin kamu jadi guru, yun. Pokoknya nanti kamu harus belajar
sungguh-sunggguh!”
Di satu sisi aku lega,
di sisi lain aku sedih. Aku terpaksa mengubur cita-citaku untuk jadi guru. Tapi
aku yakin dengan sepenuh hati, bahwa memang inilah jalanku. Tuhan menutup pintu
untukku di SNMPTN, agar Ia bisa membukakan jalan lain yang lebih indah, yakni
lewat jalur SBMPTN ini. Banyak orang berkata, jalur SBMPTN itu adalah
perjuangan yang sesungguhnya dan seseorang berkata padaku bahwa mereka yang
lolos SBMPTN adalah pemenang sesungguhnya. Jelas saja, kami para pejuang SBMPTN
berhasil mengalahkan ratusan ribu peserta lainnya dengan usaha kami sendiri,
dengan keringat kami sendiri! Itu yang membuatku tak henti-hentinya mengucap
syukur kepada Tuhan. Aku telah berhasil lolos dengan usahaku sendiri. Aku
diterima di UNS dengan usahaku sendiri, itu yang akan memotivasiku untuk kuliah
sungguh-sungguh di sana. Perjuanganku yang mati-matian selama ujian SBMPTN, aku
bahkan hampir pingsan saat mengerjakan soal ujian, terbayar sudah.
Kiranya ceritaku ini
bisa memotivasi kalian, adik-adikku yang saat ini duduk di kelas XII, untuk
kalian calon pejuang SNMPTN maupun SBMPTN tahun 2014. Ingatlah, jika kalian
nanti gagal di SNMPTN, kalian harus bangga karena di SBMPTN lah perjuangan yang
sesungguhnya. Namun, apabila kalian kembali gagal di SBMPTN, segera bangkit dan
kembali kobarkan semangat kalian, jalur masuk PTN ada banyak. Belajar, berdoa,
dan iman adalah bekal utama untuk mendapatkan PTN impian kalian.
BalasHapusassalamualaikum wr, wb.MBAH saya:PAK.DEDI dan SEKELUARGA mengucapkan banyak2
terimakasih kepada MBAH GUNTUR atas angka togel yang di
berikan "4D" alhamdulillah ternyata itu benar2 jebol dan berkat
bantuan MBAH GUNTUR saya bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya yang
ada di BANK dan bukan hanya itu MBAH alhamdulillah sekarang saya
sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya
sehari2. itu semua berkat bantuan MBAH GUNTUR sekali lagi makasih banyak
yah MBAH… yang ingin merubah nasib seperti saya hubungi MBAH GUNTUR di
nomor: (((_0853_2827_2384_)))
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
1"Dikejar-kejar hutang
2"Selaluh kalah dalam bermain togel
3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
Solusi yang tepat jangan anda putus aza....MBAH GUNTUR akan membantu
anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
butuh angka togel 2D_3D_4D SGP/HKG/MALAYSIA dijamin 100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: MBAH GUNTUR DI NO: (((_0853_2827_2384_)))
angka GHOIB: singapur
angka GHOIB: hongkong
angka GHOIB; malaysia
angka GHOIB; toto magnum 4d
angka GHOIB; laos
koq kayaknya gak ada tombol fasilitas Share Fb sama Tweet di Twitter ya ? saya pengen nge-share
BalasHapusKak aku pejuang sbmptn 2014 nih :((
BalasHapusterimakasih banyak :) aku pejuang PTN 2015
BalasHapusTerimakasih untuk motivasi nya..
BalasHapusdoain ya semoga gua jadi Maba IPB 2016 Amiiinnnn :)))
BalasHapus