Bandung -
Panitia lokal (Panlok) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN) Bandung 2013 menyiapkan kuota 40 ribu peserta dari 11.603 orang
yang akan diterima di empat perguruan tinggi di Bandung. Untuk
pelaksanaan ujian, akan digunakan 2 ribu ruang kelas.
"Ruangan yang digunakan itu tersebar di beberapa sekolah SMA, SMP, sampai SD," kata Sekretaris Panlok SBMPTN Bandung Asep Gana Suganda di Kampus Unpad, Jalan Diupatiukur, Kota Bandung, Kamis (4/4/2013).
Pihak sekolah banyak yang menyambut baik agar tempatnya dijadikan tempat ujian SBMPTN. Bahkan banyak yang mengajukan diri. Tapi panitia mempertimbangkan beberapa hal untuk memilih sekolah sebagai tempat ujian.
Salah satu syaratnya adalah sekolah mudah dijangkau kendaraan umum. Selain itu, minimal di satu lokasi ada 10 ruangan untuk ujian dan satu untuk sekretariat.
Sementara untuk pengawas, panlok akan menggunakan jasa 4 ribu orang. "Pengawas ini berasal dari perguruan tinggi dan sekolah yang bersangkutan," jelas Asep.
Untuk satu ruang kelas, nantinya akan diisi 20 peserta ujian. Sementara satu pengawas akan mengawasi 10 peserta. Sehingga dalam satu kelas akan ada dua pengawas.
Untuk menjaga kondusivitas dan kelancaran ujian SBMPTN, panlok sudah menyiapkan beberapa strategi, termasuk mengantisipasi kemungkinan adanya joki.
"Kita sudah punya siasat, tapi itu kan rahasia. Kalau dikasih tahu, nanti orang cari siasat untuk mengatasinya. Yang jelas kita punya kuncinya (untuk mengatasi berbagai kecurangan) karena sekarang kecurangan sudah macam-macam," tandas Asep.
"Ruangan yang digunakan itu tersebar di beberapa sekolah SMA, SMP, sampai SD," kata Sekretaris Panlok SBMPTN Bandung Asep Gana Suganda di Kampus Unpad, Jalan Diupatiukur, Kota Bandung, Kamis (4/4/2013).
Pihak sekolah banyak yang menyambut baik agar tempatnya dijadikan tempat ujian SBMPTN. Bahkan banyak yang mengajukan diri. Tapi panitia mempertimbangkan beberapa hal untuk memilih sekolah sebagai tempat ujian.
Salah satu syaratnya adalah sekolah mudah dijangkau kendaraan umum. Selain itu, minimal di satu lokasi ada 10 ruangan untuk ujian dan satu untuk sekretariat.
Sementara untuk pengawas, panlok akan menggunakan jasa 4 ribu orang. "Pengawas ini berasal dari perguruan tinggi dan sekolah yang bersangkutan," jelas Asep.
Untuk satu ruang kelas, nantinya akan diisi 20 peserta ujian. Sementara satu pengawas akan mengawasi 10 peserta. Sehingga dalam satu kelas akan ada dua pengawas.
Untuk menjaga kondusivitas dan kelancaran ujian SBMPTN, panlok sudah menyiapkan beberapa strategi, termasuk mengantisipasi kemungkinan adanya joki.
"Kita sudah punya siasat, tapi itu kan rahasia. Kalau dikasih tahu, nanti orang cari siasat untuk mengatasinya. Yang jelas kita punya kuncinya (untuk mengatasi berbagai kecurangan) karena sekarang kecurangan sudah macam-macam," tandas Asep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar